Mengapa psikoterapi selayaknya memerhatikan pengaruh-pengaruh yang dihasilkannya terhadap hemisferium kanan, tidak terutama terhadap belahan otak kiri? Karena perjalanan perkembangan psike bersifat epigenetik: peristiwa-peristiwa terawal, pengalaman-pengalaman yang primitive, atau archaic, melandasi perkembangan berikutnya yang ditambahkan kepadanya; kondisi genetik mewarnai keadaan psikis, berkembang kemudian karena penambahan-penambahan peristiwa sesudah kelahiran, selama pengasuhan awal, lalu sepanjang masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan seterusnya. Bentangan perspektif demikian ini, sungguh menempatkan otak kanan pada bagian fundamental, karena faktanya sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dan menjalani kehidupannya sampai berusia dua tahun, bagian dari systema nervorum centrale yang bertumbuh kembang pesat dan berperan dominan adalah hemisferium kanan. Growth spurt belahan otak kiri dan peran pentingnya baru berlangsung sejak anak berumur seputar dua tahun.
Readmore »Ketika pada 1971 Heinz Kohut menerangkan pengalamannya membantu pasien dengan memahaminya secara introspektif, memahami “dari dalam sang pasien”, para psikoanalis dan psikoterapis pada masa itu mengandalkan imajinasi mereka buat memahami penjelasan yang sulit itu. Kendati terasa esoteris, tetapi uraian Kohut terhayati sebagai sesuatu yang menyegarkan di tengah derasnya pengaruh pemikiran Cartesian yang “menaruh objek yang dipelajari (termasuk manusia) di hadapan sang peneliti yang berjarak darinya”. Paradigma Renatus Cartesius ini (juga disebut René Descartes, dalam konteks Prancis), mengajak pembelajar justru menyaksikan objek (yang diteliti) dari luar, bahkan mengambil jarak darinya, demi objektivitas.
Readmore »Manusia membutuhkan liyan (others) yang rela sejalan dengannya. “Diri”, ego, dan self, masing-masing terkait dengan periode kesejarahannya sendiri, tidak serta merta mengusung gagasan yang sama. Namun ketiga-tiganya mewakili suatu perasaan atau penghayatan pada manusia, bahwa ia ada. Rasa “ada” ini disertai rasa “punya kuasa, dapat mengontrol”, betapapun nisbinya. Carolyn Ellman dan Joseph Reppen, dalam Fantasies and the Vulnerable Self (1997), membahas betapa keberadaan manusia tidak lepas dari fantasies of omnipotence, mimpi serba berkuasa, yang ia perlukan karena sejak lahir tak berdaya dan mengalami bergantung pada pihak lain untuk dapat melanjutkan kehidupan. Tindakan berulang melukai tubuh secara terbatas, yang dilakukan oleh seorang perempuan yang meminta bantuan psikiater, dapat menjadi penggelaran pengalaman “diriku ada, punya kuasa atas diri sendiri”, yang diperlukan untuk sejenak menepis derita dari “diriku tiada dan semuanya hanya hampa”.
Readmore »Teori perpautan hari kini, contemporary attachment theory, adalah penjelasan tentang bagaimana regulasi afek berlangsung pada bayi atau anak dalam relasi psikobiologis nonverbal, emosional, intersubjektif, implisit atau nirsadar, dengan pengasuh utamanya. Proses-proses di sana berlangsung dalam time frames atau hitungan waktu antara satu per ribuan detik hingga tiga detik. Begitu cepat, nirsadar. Relasi perpautan ini melibatkan hemisferium kanan ibu dan anak, bukan relasi left brain-to-left brain yang bertitik berat kognitif dan mengandalkan komunikasi verbal. Demikian inilah ringkasan simpulan dari rangkaian studi eksperimental dan studi pustaka yang luas, yang antara lain dilakukan oleh Allan Schore, dkk., setidak-tidaknya sejak tahun 1994 (Schore, 2022). Neuropsikoanalis dari UCLA Los Angeles itu membedakan teori attachment kontemporer dan teori perpautan klasik yang baginya terhayati lebih bertitik berat pada gagasan relasional kognitif dan eksplisit.
Readmore »Psikoterapi adalah sinkronisasi dua subjek, yang terutama melibatkan kedua hemisferium kanan mereka. Peristiwa ini berlangsung dalam relasi komunikatif emosional, timbal balik, nirkata dan lebih terkait dengan ekspresi-ekspresi manusiawi melalui wajah dan tubuh (facial visual), suara dan irama (crescendos dan decrescendos) di seputar pengucapan kata-kata (auditory prosodic), dan pengalaman badaniah sepanjang komunikasi (tactile gestural),dengan time frames yang sangat cepat. Tatkala pengartiannya demikian, timbullah keperluan akan data dari neuroimaging yang dilakukan pada saat relasi kedua otak kanan berlangsung.
Readmore »Psikiater memegang peranan penting dalam proses pemeriksaan sebuah kasus hukum, baik untuk membuat visum et repertum maupun sebagai saksi ahli. Psikiater yang mengkhususkan diri pada hal tersebut, disebut psikiater forensik atau konsultan forensik. #psikiater #forensik #pdskji #pdskjiindonesia #dokter #kasushukum #kesehatan #kesehatanmental #pengadilan #dokterspesialis
https://www.instagram.com/reel/Cqt5XUiO4Ug/?igshid=MDJmNzVkMjY=Paradigma pengobatan skizofrenia saat ini telah bergeser, termasuk pemilihan terapi antipsikotik injeksi atau disebut atypical antipsychotic long-acting injectable (aLAI). Yuk, ikuti e-Course CEGAH KAMBUH SKIZOFRENIA terbaru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan orang dengan skizofrenia! GRATIS! Dapatkan 6 SKP IDI serta Sertifikat PDSKJI Tanpa biaya! e-Course ini dipersembahkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) bekerja sama dengan Alomedika serta didukung sepenuhnya oleh Johnson & Johnson.
KLIK link ini! https://alomedika.onelink.me/qZen/9216422506 Februari 2025 - Mari siapkan diri untuk agenda ilmiah Psikiatri Anak & Remaja paling dinanti! Departe...Readmore »
05 Desember 2024 - the 10th World Congress Asian Psychiatry (WCAP) 2024 Presents International Symposium &am...Readmore »
Copyright © 2014 - PDSKJI - All rights reserved. Powered By Permata Technology